Resensi Novel Jashen



Jashen si Londo yang Ompong

“Risa, mengapa aku tidak langsung bertemu dengan Tuhan ya ?” tanya Jantje Heinrich Janshen.
            JANSHEN, seri terakhir buku karangan Risa Saraswati yang membawa pembaca ke dalam lorong waktu kehidupan Jantje kecil yang masa lalunya penuh dengan masalah. Risa adalah seorang yang mempunyai sahabat-sahabat yang tak kasatmata, dia mengangkat kehidupan masa lalu sahabat-sahabatnya menjadi sebuah buku. Teman hantu Risa tidak hanya Janshen, ada 4 lainnya yaitu Peter, Hendrick, Hans, dan William. Buku yang ditulis Risa ini benar-benar dapat membawa para pembaca hanyut dalam kegelapan masa lalu seorang hantu ompong bernama Janshen. Terbit tahun September 2017 lalu, buku terbitan PT. Bukune Kreatif Cipta ini diminati seluruh kalangan. Orang-orang mungkin berpikir Risa gila atau hanya mengada-ada soal teman hantunya. Percaya tidak percaya hasil karyanya telah mendapat adaptasi menjadi film yaitu Danur dan yang akan hadir di penghujung Maret Maddah. Tentu saja di dalam kedua film itu ada si Janshen kecil.
Text Box: #JANSHEN buku ke-5 Risa Saraswati yang menceritakan tentang masa lalu Jantje Heinrich Janshen.

            Tak habis-habis membaca kisah ke-4 teman lainnya, Janshen adalah yang paling muda dari keempatnya, darah yang mengucur dari leher akibat tebasan tentara Jepang menjadi akhir tragis kehidupannya. Janshen adalah anak yang terlahir membawa kebahagiaan kepada orang-orang disekitarnya. Tetapi sayang, perjalanan hidupnya tidak semanis dirinya yang menyukai warna pink. Anak bungsu ini memiliki 3 orang kakak perempuan yaitu Maria Elizabeth, Engel Annabele Janshen dan Margarethie Reina Janshen. Maria Elizabeth kerap disapa Lizbeth mengidap penyakit jantung kronis sehingga ia tidak bersekolah seperti Anna dan Reina.    Bertubi-tubi masalah datang menghampiri keluarga Janshen, mulai dari diketahui Reina yang mengidap penyakit yang sama seperti Lizbeth dan juga Leukimia sehingga harus di bawa ke Netherland. Lizbeth syok atas berita penyakit yang diderita Reina, sehingga ia mengalami tekanan jantung yang kuat dan harus ikut pergi bersama Reina ke Netherland meninggalkan Anna dan Janshen di Hindia Belanda (Indonesia). Anna sangat terpukul akan kepergian keluarganya, tetapi Anna harus tetap kuat untuk si kecil Janshen yang tidak tahu apa-apa mengenai masalah yang sedang menimpa keluarganya. Tidak habis sampai disana setelah beberapa bulan tidak ada kabar mengenai kakak dan adiknya di Netherland muncul kabar mengenai pemberontakan inlander (orang pribumi) bersama Nippon (Jepang). Hal ini membuat keluarga Grunigen yang merupakan sahabat dari ayah Janshen mengambil tindakan membawa Janshen dan Anna tinggal di rumah keluarganya. Hari itupun datang, Anna berhasil di sekap Jepang dan si kecil Janshen yang malang harus kehilangan nyawanya ketika berlari dari kejaran bala tentara Jepang.
            Cerita kehidupan Janshen begitu menyedihkan dan rumit untuk anak berumur hampir 6 tahun itu. Meski kini jiwanya belum kembali ke sisi-Nya dia tetap merasa hidup bersama sahabat-sahabatnya Peter, Hendrick, Hans, dan William dan tentunya Risa Saraswati. Buku yang satu ini dapat menyentuh para pembaca akan pahit hidup Jantje Heinrich Janshen.

1 komentar:

INSTAGRAM FEED

@soratemplates